MetroNews

Oknum Polisi Pembentak Guru SDN Borong Akhirnya Minta Maaf

×

Oknum Polisi Pembentak Guru SDN Borong Akhirnya Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
Oknum Polisi Pembentak Guru SDN Borong Akhirnya Minta Maaf
Foto momen permintaan maaf oknum polisi Briptu Afrizal (kiri) kepada guru SDN Borong Makassar, Evawaty Bahtiar (tengah), yang didampingi suaminya (kanan), di Mapolrestabes Makassar.

Diberitakan sebelumnya, seorang guru di SD Negeri Borong Makassar berinisial EB mengaku diperlakukan kasar oleh oknum polisi di Polsek Manggala.

Kejadian itu terjadi pada Sabtu (2/8/2025), sehari setelah EB dan suaminya mengurus surat keterangan hilang di Polsek Manggala.

EB sebelumnya menjadi korban pencurian yang terjadi pada Jumat (1/8/2025) di SD Negeri Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Dalam rekaman CCTV sekolah, terlihat seorang pria masuk ke ruang guru dan mengambil tas berisi barang berharga milik EB.

Pelaku terlihat mengenakan jaket hitam, celana panjang, masker, dan membawa ransel.

Rekaman lain memperlihatkan pelaku kabur menggunakan sepeda motor matic putih.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 11.00–12.00 Wita, bertepatan menjelang salat Jumat.

Plat nomor kendaraan tampak buram sehingga menyulitkan identifikasi.

Untuk menyamarkan identitas, pelaku juga memakai helm full face berwarna gelap.

Akibat pencurian itu, EB kehilangan satu laptop, satu ponsel, dompet, KTP, STNK, dan ATM.

“Pada pelaporan di hari pertama, pelayanan di Polsek Manggala sangat bagus. Tapi kata mereka, saya diminta bawa dos HP dan dos laptop ke kantor polisi,” ujar EB.

EB mengatakan dos laptop sudah tidak ada, namun ia masih memiliki kwitansi pembelian.

“Intinya saya mau urus KTP, jadi saya harus ambil surat keterangan hilang dulu. Mau dia proses atau tidak, itu soal belakangan,” tambahnya.

Pada hari kedua saat ia kembali ke Polsek Manggala, EB mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.

“Awalnya saya beri salam, terus dia jawab ‘apa’. Baru saya bilang mau buat surat kehilangan. Terus polisi itu tanya lagi, ‘apa-apa yang hilang?’ Lalu saya sebut semua: KTP, kartu ATM, STNK, dan laptop,” kata EB.

Menurut EB, oknum polisi itu kemudian membentaknya.

“Baru polisi itu bilang, ‘apakah mau diurus?’ sambil membentak. Baru bilang ‘tidak begitu caranya melayani pak’. Disituma jengkel baru keluar kah, baru keluarki juga itu polisi. Baru dia bilang, ‘Siapako? Tidak penting dilayani, tidak pentingjako’,” tutur EB.

EB juga mengaku ditunjuk-tunjuk oleh oknum tersebut.

“Sambil na tunjuk-tunjuki kah. Bilangji saya yang bikin surat keterangan hilang, bilang begitu tadi di ruangannya,” ujarnya.

EB menegaskan kekecewaannya atas perilaku tersebut.

“Saya kecewa, dengan cara dia bertanya itu kurang simpatik. Tidak mencerminkan seorang pelayan masyarakat. Sedangkan dia kan tugasnya melayani mengayomi masyarakat,” ungkapnya.

“Saya ini seorang pendidik, kurasa malu-malu dengar begitu modelnya itu polisi dalam keadaan marah-marah,” sambung EB.

EB mengaku kecewa dan berencana melapor ke Polrestabes Makassar.

“Ada banyak kabar saya dengar, dan saya juga mengalami dengan teman saya, bahwa kasus pencurian yang dilaporkan tak pernah diproses oleh mereka, jadi percumajie. Jadi saya melapor ke Polrestabes Makassar saja,” katanya.

Sementara itu, Kapolsek Manggala Kompol Semuel To’Longan yang dikonfirmasi by phone Sabtu (2/8/2025) mengatakan, EB justru marah-marah saat ditanya apa yang hilang.

“Jadi kata anggota saya, ketika EB ditanya ‘apa-apa yang hilang’, dia malah marah-marah. Padahal anggota saya bertanya seperti itu supaya bisa diketik laporannya. Dia marah akhirnya pergi keluar,” jelas Semuel.

Kompol Semuel juga mempersilakan EB datang langsung ke Polsek.

“Arahkan saja dia ke sini. Tapi saya minta jangan sampai ketika dia datang dan saya tanya-tanya, lalu dia marah-marah. Jadi saya tunggu, kalau dia mau datang nanti saya yang layani,” tegas Semuel.

Editor : Raden
Follow rapormerah.com di google news