Peristiwa

Ibu Muda di Sumsel Meninggal Dunia Akibat Kelaparan, Dimana Bansos?

×

Ibu Muda di Sumsel Meninggal Dunia Akibat Kelaparan, Dimana Bansos?

Sebarkan artikel ini
Ibu Muda di Sumsel Meninggal Dunia Akibat Kelaparan, Dimana Bansos? (Foto Ilustrasi)
Ibu Muda di Sumsel Meninggal Dunia Akibat Kelaparan, Dimana Bansos? (Foto Ilustrasi)

Rapormerah.com – Tragedi kelaparan muncul usai lebaran di Desa Sungai jernih Muratara, seorang ibu muda meniggal dunia.

Duka menyelimuti Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumatera Selatan (Sumsel), saat seorang warga setempat, Suryati (35), ditemukan meninggal dunia akibat kelaparan.

Insiden tragis ini menggugah kesadaran akan kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Korban Suryati, bersama suaminya, Mahani, hidup sebagai buruh serabutan dengan penghasilan yang minim.

Kondisi ekonomi yang sulit membuat keluarga mereka sering berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya, upaya mereka tak mampu menghindarkan Suryati dari nasib tragis yang menimpanya.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa Suryati ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 18.00 WIB, hanya tiga hari setelah perayaan Idul Fitri 2024.

Kematian tersebut menjadi cerminan kelaparan yang menghantui keluarga-keluarga yang hidup dalam kondisi ekonomi yang terpinggirkan.

Sejumlah tetangga korban menceritakan bahwa Suryati dan keluarganya seringkali berjuang untuk bertahan hidup.

Meskipun demikian, bantuan sosial dan perhatian dari pemerintah setempat terkesan minim, meninggalkan mereka dalam keterpurukan yang semakin dalam.

“Kami dulu dekat dengan rumahnya di Dusun III, kami tetangga yang sering memberinya makanan jika ada sisa,

Sekitar delapan bulan terakhir, dia pindah ke KP IV, dekat dengan suku anak dalam, dan tinggal di pondok milik warga dengan dinding kain,” ujar Aan, salah seorang tetangga pada Senin (15/4/2024).

Suryati ditemukan dalam keadaan kritis oleh mantan kepala desa setempat, Umar Ali.

“Ketika pak Umar Ali pulang dari kebun, dia menemukan Suryati di pinggir jalan, meminta minum. Kemudian dia membawa Suryati pulang, dimandikan oleh warga,

Seorang perawat dari rumah sakit juga datang untuk memberikan pertolongan, tetapi sayangnya Suryati tidak bisa diselamatkan”, terang Aan.

Ketidakhadiran pemerintah desa dalam mengatasi kondisi keluarga suryati disorot oleh sejumlah warga.

Mereka menilai bahwa pemerintah setempat gagal memberikan perhatian yang memadai terhadap warga yang membutuhkan, terutama dalam hal kesejahteraan dan kebutuhan dasar.

“Ttidak ada kepedulian dari pemerintah desa. anak suryati mengalami gizi buruk, kondisi stunting tidak pernah mendapat perhatian dari desa,” ungkap seorang warga.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muratara, Tasman, mengklarifikasi bahwa sebelum meninggal dunia, Suryati telah menerima perhatian medis.

“Petugas kesehatan telah turun dan melakukan pengecekan beberapa hari sebelum kejadian. meskipun terdeteksi bahwa Suryati mengalami kekurangan gizi, pelayanan medis telah diberikan secara langsung di lokasi,” ungkap Tasman.

Tragedi kematian Suryati menjadi peringatan bagi pemerintah setempat untuk lebih serius dalam menangani masalah kesejahteraan masyarakatnya, terutama yang hidup dalam kondisi ekonomi yang rentan.

Pemberian bantuan yang tepat sasaran dan perhatian yang lebih besar terhadap kelompok rentan menjadi kunci untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.

Fakta ini sangat menyedihkan karena terjadi ketika baru saja menyeruak berita Bansos Rp. 496 Triliun diduga digunakan untuk kampanye paslon tertentu. Dan ketika sedang viral uang PT. Timah Rp. 271 Triliun dipakai oleh koruptor untuk berfoya-foya.

 

Editor : Raden