Metro

SEKAT-RI Menggulung, Taktik Pencitraan Licik Iptu Latif Terbongkar

×

SEKAT-RI Menggulung, Taktik Pencitraan Licik Iptu Latif Terbongkar

Sebarkan artikel ini
SEKAT-RI Menggulung, Taktik Pencitraan Licik Iptu Latif Terbongkar
Kanit Reskrim Polsek Mamajang, Iptu Latif saat melakukan pertemuan dengan beberapa wartawan (Ist)

Rapormerah.com – Serikat Wartawan Media Online Republik Indonesia (SEKAT-RI) mengungkapkan dugaan taktik pencitraan licik yang dilakukan oleh Kanit Reskrim Polsek Mamajang, Iptu Latif.

Kritik tajam dari SEKAT-RI menyoroti bahwa Iptu Latif lebih fokus pada pencitraan media ketimbang menjalankan tugas utamanya secara transparan.

Menurut Ketua Umum SEKAT-RI, Ibhe Ananda, tindakan Iptu Latif menunjukkan kecenderungan untuk memanipulasi citra dirinya di mata publik.

“Iptu Latif tampaknya lebih memilih membangun pencitraan positif melalui undangan coffee break kepada beberapa media tertentu,

Sementara secara bersamaan, ia menghindari konfirmasi dari wartawan yang mencoba menanyakan isu-isu hukum di wilayahnya,” ujar Ibhe Ananda. Jumat (23/8/2024)

Kritik ini semakin memanas setelah SEKAT-RI mendapati bahwa Iptu Latif mengundang sejumlah media untuk coffee break, dengan tujuan menciptakan kesan baik di mata publik.

Namun, di sisi lain, Iptu Latif diduga sengaja mengabaikan media lain yang mencoba meminta klarifikasi terkait berbagai isu hukum.

Ibhe Ananda menegaskan, “Apa yang dilakukan Iptu Latif seolah hanya untuk menggiring opini publik dan menutupi sikap aslinya yang tidak kooperatif dengan media.

Ini mencerminkan adanya upaya pencitraan semata, dan sangat berbahaya jika aparat penegak hukum bertindak seperti ini.” ungkapnya

Lebih lanjut, Ibhe Ananda mengungkapkan kekhawatirannya bahwa taktik pencitraan tersebut bisa memicu perpecahan di kalangan wartawan.

“Ketika media-media tertentu diundang dan media lainnya diabaikan, ada risiko besar akan provokasi dan adu domba antar sesama wartawan. Ini adalah bahaya besar bagi integritas kerja media,” tegasnya.

SEKAT-RI juga menyoroti bahwa beberapa petinggi Polri telah mencoba menasehati Iptu Latif untuk menjaga komunikasi yang baik dengan wartawan. Namun, nasihat tersebut tampaknya tidak diindahkan.

“Kami mulai berpikir bahwa mungkin ada dukungan kuat dari atasan yang membuat Iptu Latif sulit dinasehati,” sindir Ibhe.

Salah satu wartawan yang diundang untuk coffee break juga mengaku bingung dengan undangan tersebut, mengingat Iptu Latif sedang menjadi sorotan di salah satu media online.

“Saya heran dengan undangan tiba-tiba ini. Katanya untuk menjalin sinergitas, tapi waktu dan konteksnya sangat mencurigakan,” ungkap wartawan tersebut.

Dengan berbagai kritik dan temuan yang diungkapkan, SEKAT-RI berharap agar Iptu Latif dapat lebih bijaksana dalam menjalin hubungan dengan media dan tidak hanya fokus pada pencitraan semata.

“Kami mengingatkan agar aparat penegak hukum seperti Iptu Latif dapat bekerja dengan transparan dan terbuka, bukan hanya dengan media yang dianggap menguntungkan,” kata Ibhe Ananda menutup pernyataannya.

 

Editor : Raden