Rapormerah.com – Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap pelabuhan minyak Ras Isa di Yaman menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya. Sabtu (19/4/2025).
Serangan ini disebut sebagai salah satu yang paling mematikan sejak operasi militer AS digencarkan di wilayah tersebut.
Korban jiwa sebagian besar berasal dari kalangan pekerja pelabuhan, sopir truk, hingga petugas penyelamat yang tengah berjibaku saat serangan pertama terjadi pada Kamis malam waktu setempat.
Kantor Kesehatan Hodeidah dan saluran berita Al-Masirah yang berafiliasi dengan kelompok Houthi mengonfirmasi jumlah korban serta dampak luas dari serangan tersebut.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengklaim bahwa serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur bahan bakar milik Houthi yang disebut sebagai “sumber pendanaan utama kelompok teroris yang didukung Iran.”
“Pasukan AS mengambil tindakan tegas untuk melumpuhkan suplai bahan bakar Houthi,” tulis CENTCOM melalui media sosial.
“Target kami adalah menghancurkan kekuatan ekonomi mereka.”
Namun, aksi militer tersebut justru memicu gelombang kecaman dari masyarakat Yaman, mengingat pelabuhan Ras Isa merupakan jalur vital bagi 70 persen impor nasional dan 80 persen distribusi bantuan kemanusiaan.
Koresponden Al Jazeera, Mohammed al-Attab, melaporkan bahwa empat ledakan pertama terjadi ketika para pekerja sedang menjalankan aktivitas rutin. Serangan itu mengejutkan para karyawan yang tidak menyangka fasilitas pelabuhan menjadi sasaran.
Rekaman video yang dirilis Al-Masirah TV menunjukkan ledakan besar menerangi langit malam dan kobaran api melalap fasilitas pelabuhan.
Gambar-gambar mengerikan para korban dan puing-puing berserakan memperkuat kesan bahwa serangan ini merupakan tragedi kemanusiaan.
Sebagai balasan, kelompok Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal ke arah Israel dan dua kapal induk AS. Israel menyatakan berhasil mencegat salah satu rudal yang diluncurkan dari wilayah Yaman.
“Peningkatan agresi AS hanya akan memicu perlawanan yang lebih besar,” tegas juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, di hadapan massa demonstran di Sanaa.
Sementara itu, pejabat Houthi Mohammed Nasser al-Atifi menyatakan bahwa serangan ini tidak akan menyurutkan semangat rakyat Yaman untuk mendukung Palestina dan Gaza.
Ia menegaskan bahwa rakyat Yaman akan semakin teguh dan solid dalam menghadapi tekanan militer.
Sejak akhir 2023, Houthi diketahui telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang diklaim berafiliasi dengan Israel di Laut Merah.
Pemerintah AS telah memperingatkan bahwa serangan udara akan terus berlanjut hingga kelompok tersebut menghentikan aksi-aksinya.
Serangan terbaru ini menyisakan luka mendalam bagi warga sipil Yaman dan semakin memperkeruh situasi kemanusiaan yang sudah genting.
Editor : Raden
Follow Berita rapormerah.com di news.google.com